Thursday 13 November 2014

Senyumannya.

Aku diam tidak berkutik, merenung sayu gambar gadis yang tersenyum lebar. Tangganku mengelus gambar bibinya.

Dari senyumannya, aku dapat mengagak keriangan hatinya ketika itu. Sungguh aku merindui diri itu yang tidak pernah nengenal erti lelah untuk tersenyum.

Terus ternyum walau terpukul dengan kata-kata sahabatnya, dia memiliki hati yang kental, mungkin itulah kekuatan yang ada padanya tetapi tidak pada orang lain?

Aku mengeluh, entah untuk keberapa kali. terasa lemah saat satu-satu kenangan lama mengetuk pintu mata untuk mengingat. Wajahnya menguntum senyuman bermain di wajah seperti wayang bergambar.

Aduhhh, aku menekan-nekan dada. kenapa begitu sakit setiap kali aku membelek satu persatu untuk mengingat kembali senyuman ikhlas itu?

kenapa lemah begini?

No comments:

Post a Comment